PERPUSTAKAAN BERBASIS CLOUD
COMPUTING
Fajri
Yusuf (53414892), Hafidz Haque Hariadi (54414671)
Abstract
The Information Age requires
libraries to adjust for changes in according to users need where libraries
should be able to provide information that is easy, fast and precise that can
be accessed without being limited distance.Information must be accessible
anytime and anywhere.Cloud computing is a trend for libraries to be able to
answer all the problems that exist in the library. The concept of cloud
computing that provide online access through services provided library is
believed to provide a solution to the problems .But on its application, cloud
computing raises a number of constraints. At the end, this paper aims to
describe the application of the concept of cloud computing and the obstacles
encountered in its application in the library.
Keyword:
Cloud
computing, Perpustakaan
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat,
menimbulkan beragam inovasi yang turut mengubah perilaku manusia khususnya
dalam interaksi dan komunikasi.Komunikasi tidak harus dilakukan bertatap muka
satu sama lain dengan rentang jarak yang tidak berbatas. Batasan jarak menjadi
tidak penting lagi karena komunikasi masih tetap berjalan melalui dukungan internet.
Internet sebagai produk utama dari perkembangan teknologi informasi dirasakan
sangat bermanfaat bagi peradaban manusia. Perannya turut mempengaruhi lajunya
sebuah informasi.Internet yang kini dapat diakses dari berbagai perangkat
teknologi tentunya memudahkan akses informasi tersebut.
Kehadiran internet ini turut mengalami perkembangan. Saat
ini internet sudah memasuki web. 4.0,dimana kemunculannya mengadopsi generasi
web sebelumnya.Perbedaan paling mencolok adalah pada generasi web ini sudah
berinovasi dengan adanya interaksi di dalam dunia virtual.
Dukungan
kecepatan akses internet turut melancarkan kemudahan tersebut. Menurut laporan data
Akamai
Technologies Inc mengenai kecepatan koneksi
internet, saat ini kecepatan akses internet di Indonesia sebesar 1,5
Mbps. Meskipun hal ini tergolong sangat kecil bila dibandingkan korea selatan
yang sudah memiliki akses internet sebesar 22,1 Mbps, Pemerintah Indonesia
optimis bahwa di tahun 2015 akan menaikkannya sebesar 2 sampai 8 Mbps. Tentunya
dukungan ini akan mempermudah akses informasi yang dapat dimanfaatkan
masyarakat.
Kemudahan yang dirasakan manusia saat ini dimanfaatkan
oleh organisasi atau perusahaan untuk menjalankan kegiatan didalamnya.Kemudahan
tersebut dimanfaatkan untuk mengakses dan berbagi informasi yang penting sesuai
kebutuhan mereka.Salah satu yang memanfaatkannya adalah perpustakaan.Perpustakaan
sebagai lembaga penyedia sumber informasi sangat memanfaatkan kehadiran
teknologi informasi.Teknologi informasi digunakan dengan sangat apik untuk
memudahkan akses dan lajunya informasi sesuai fungsi perpustakaan itu
sendiri.Internet menjadi sarat mutlak sebagai alat penting untuk menunjang
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan informasi. Informasi terus diolah
yang kemudian melahirkanapa yang disebut pengetahuan. Pengetahuan ini tentunya
berguna untuk menjadikan bekal dalam melahirkan masyarakat yang berpengetahuan.
Perpustakaan harus terus konsisten berperan dalam
menciptakan masyarakat yang berpengetahuan. Untuk itu perpustakaan terus
melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan layanan-layanannya di perpustakaan.
Walaupun biasanya selalu bersinggungan dengan modal yang terbatas. Karena dalam
meningkatkan layanan-layanan yang berbasis internet pastinya membutuhkan biaya
yang tidak sedikit.
Perpustakaan berbasis internet akan menghasilkan data
digital yang akan memuat ukuran dan kapasitas yang besar untuk menyimpannya.
Tempat penyimpanan (storage) akan penuh bilamana perpustakaan tersebut terus
melakukan kegiatan setiap harinya dalam periode tahunan.Untuk mengatasinya,
solusi yang biasa diambil adalah penghapusan data yang lama atau dengan
penambahan storage baru. Memang untuk penambahan storage baru bisa
menyelamatkan data yang sudah tidak muat, tetapi dengan begitu akan menambah
jumlah limbah dan biaya yang besar.Meskipun demikian inovasi selalu menjawab
kebutuhan.Cloud computing menjadi
salah satu jawaban dari problema diatas. Cloud
computing menjadi tren dewasa ini yang dapat diaplikasikan di
perpustakaan.Salah satu aplikasinya adalah Cloud
Storage merupakan layanan penyimpanan data secara Online di Storage Server,
atau dengan kata lain data kita akan disimpan pada database(storage) milik
server online.Selain itu Cloud computing
juga menawarkan sejumlah dimana aplikasi tersebut dapat kita beli sesuai dengan
apa yang yang kita butuhkan (pay as you go). Dengan segala kemudahan yang
ditawarkannya, Cloud computing dapat
menjawab segala permasalahan organisasi, perusahaan
bahkan di perpustakaan.
1.2 Rumusan
Masalah
Cloud Compting
menjadi perbincangan hangat untuk perkembangan teknologi dewasa ini. Cloud
computing merupakan proses komputasi berbasis internet yang memberikan
layanan server, aplikasi bahkan ruang penyimpanan data yang hanya dapat diakses
online. Kemudahan yang ditawarkan dari aplikasi ini membuat sejumlah pihak
tertarik untuk menerapkannya di organisasi, perusahaan maupun di
perpustakaan.Perpustakaan yang selalu dipenuhi rutinitas kegiatan layanan baik
dari pengadaan, pengolahan dan sirkulasi membuat perpustakaan menjadi jenuh.
Bagi perpustakaan, kegiatan-kegiatan dari layanan tersebut akan menghasilkan
sejumlah data yang banyak dimana pada suatu saat data itu akan memenuhi ruang
penyimpanan (storage) baik hardisk, usb dll. Hal ini akan membuat perpustakaan
akan membeli lagi ruang penyimpanan yang baru yang akan menghabiskan dana yang
tidak sedikit. Disamping itu, apabila terjadi “bencana” perpustakaan ditakuti
akanmempunyai masalah kehilangan data yang menjadi asset informasi tersebut.
Selain itu, perpustakaan dituntut untuk terus eksis agar
pengguna selalu menjadikan perpustakaan sebagai satunya-satunya pusat sumber
informasi.Pengguna selalu menginginkan kemudahan dalam mencari informasi yang
dibutuhkannya.Kemudahan akses informasi menjadi sarat penting bagi pengguna dalam
menggunakan perpustakaan.Layanan informasi sudah seharusnya dapat diakses
online agar memudahkan pengguna dalam mencari informasi yang tidak lagi
dibatasi oleh jarak dan waktu.Layanan informasi harus dapat diakses kapan saja,
dan dimana saja.Untuk itu perpustakaan memerlukan sentuhan inovasi teknologi
informasi dengan cloud computing.
Berdasarkan hal diatas penulis ingin mengetahui dan mendeskripsikan
bagaimana konsep penerapan cloud computing di perpustakaan,dan kendala apa
sajakah yang ditemui dalam penerapan cloud computing di Perpustakaan.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis ingin
mengetahui dan mendeskripsikan konsep penerapan cloud computing dan kendala yang ditemui dalam penerapannya di
perpustakaan.
II.
PEMBAHASAN
2.1 Cloud Computing
National
Institute of Standards and Technology, Information Technology Laboratory dalam
Ahmad Rifai (2011) memberikan defenisi bahwa:
“Cloud computing is
a model for enabling convenient, on-demand network access for multiple sers to shared pool of configurable
computing resources (e.g., networks, servers, storage, applications, and
services) that can be rapidly provisioned and released with minimal management
effort or service provider interaction. This cloud model promotes availability
and is composed of five essential characteristics , three service models and
four deployment models”.
Jadi cloud computing
merupakan sebuah model untuk memberikan kenyamanan, pada akses jaringan
permintaan beberapa pengguna untuk berbagi sumberdaya komputasi yang
dikonfigurasi (misalnya, jaringan, server, penyimpanan, aplikasi, dan jasa)
yang dapat dengan cepat ditetapkan dan dirilis dengan usaha pengelolaan yang
minimal atau interaksi penyedia layanan.
Selain itu, Robin dalam Mulyani (2011) juga memberikan
definisi bahwa cloud computingpada
dasarnya adalah penggunaan Internet-based
service untuk mendukung proses
bisnis. Cloud computingmemberikan suatu solusi terhadap permasalahan
mengenai kebutuhan teknologi informasi (TI) saat ini, baik untuk individu,
perusahaan swasta maupun organisasi pemerintahan.
2.2 Karakteristik Utama Cloud Computing
Sampai saat ini paradigma cloud computing ini masih berevolusi, masih menjadi subjek
perdebatan dikalangan akademisi, vendor TI dan pemeritah/bisnis. Berdasarkan
NIST yang dikutip oleh Prabowo, NIST memberikan 5 kriteria yang harus dipenuhi
oleh sebuah sistem untuk bisa dimasukkan kedalam karakteristik cloud computing. Yaitu:
-
On demand Self-Service
Pada
karakteristik ini, pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi
manusia dengan penyedia layanan, misalnya dengan menggunakan sebuah portal webdan manajemen antarmuka.Selain
itu, pengadaan dan perlengkapanlayanan sertasumberdaya yang terkait terjadi
secara otomatis pada penyedia.
§ Broad
network accessservices
Layanan
yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat diakses
secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin client, thick
client ataupun media lain seperti smartphone.
§ Resources
Pooling
Pada
Karakteristik ini,penyedia layanan cloud
, memberikan layanan melalui sumberdaya yang dikelompokkan di satu atau
berbagai lokasi date center yang terdiri dari sejumlah server dengan mekanisme
multi-tenant. Mekanisme multi-tenant ini memungkinkan sejumlah sumberdaya
komputasi tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah user, di mana
sumberdaya tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat
dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai
permintaan. Dengan demikian, pelanggan tidak perlu tahu bagaimana dan darimana
permintaan akan sumberdaya komputasinya dipenuhi oleh penyedia
layanan.
Yang penting, setiap permintaan dapat dipenuhi.Sumberdaya komputasi ini
meliputi media penyimpanan, memory, processor, pita jaringan dan mesin virtual.
§ Rapid
Elasticity
Kapasitas
komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu
dalam bentuk penambahan ataupun pengurangan kapasitas yang diperlukan.Untuk
pelanggan sendiri, dengan kemampuan ini seolah-olah kapasitas yang tersedia tak
terbatas besarnya, dan dapat "dibeli" kapan saja dengan jumlah berapa
saja.
§ Measured
services
Sumberdaya
cloud yang tersedia harus dapat
diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat
mengukur penggunaan dari setiap sumberdaya komputasi yang digunakan
(penyimpanan, memory, processor, lebar pita, aktivitas user, dan lainnya).
Dengan demikian, jumlah sumberdaya yang digunakan dapat secara transparan
diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya penggunaan
layanan.
Gambar: karakteristik cloud
computing berdasarkan NIST
Selain
itu, di dalam makalah yang ditulis oleh Nugrahanto,cloud computing juga memiliki beberapa karakteristik lain seperti:
- Agility,
meningkatkan dengan kemampuan pengguna untuk menyediakan sumber daya
teknologi infrastruktur.
- Antarmuka
pemrograman aplikasi (API) aksesibilitas terhadap perangkat lunak yang
memungkinkan mesin untuk berinteraksi dengan perangkat lunak awan dengan
cara yang sama bahwa antarmuka pengguna tradisional (misalnya, sebuah
komputer desktop) memfasilitasi interaksi antara manusia dan komputer.
Sistem komputasi awan biasanya menggunakan transfer Negara Representasi
API (REST) berbasis.
- Virtualisasi teknologi memungkinkan berbagi server dan perangkat penyimpanan dan peningkatan utilisasi . Aplikasi dapat dengan mudah bermigrasi dari satu server fisik yang lain .
- Keandalan meningkatkan dengan
penggunaan beberapa situs berlebihan, yang membuat
dirancang dengan baik komputasi awan yang cocok untuk kelangsungan bisnis
dan pemulihan bencana
2.3 Model LayananCloud Computing
§ Software as a Services (SaaS)
Layanan cloud
yang paling dahulu populer, merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP
(Application Service Provider). Pelanggan dapat menggunakan SaaS dengan cara
berlangganan atau pay per-use sehingga tidak perlu investasi IT. Memiliki
keterbatasan dalam pemanfaatan fitur aplikasi, karena multi-tenant, maka
fitur-fitur biasanya bersifat umum
Contoh layanan SaaS :
§ Salesforce.com
merupakan layanan CRM online (menjadi icon SaaS)
§ Zoho.com
merupakan layanan word processor seperti google docs, project mgt, invoice
online, dll)
§ Xero.com merupakan layanan
akunting online
§ Platform as a Services (PaaS)
PaaS adalah layanan yang menyediakan modul-modul siap
pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang hanya dapat
berjalan di atas platform tersebut.PaaS juga memiliki keterbatasan dimana
pengguna tidak memiliki kendali terhadap sumber daya memory, storage,
processing power dan lain-lain.Pionir PaaS adalah Google AppEngine yang menyediakan
aplikasi di atas platform Google dengan bahasa pemrograman Phyton dan Django.
Penyedia layanan PaaS lainnya seperti :
§
Salesforce melalui Force.com menyediakan modul-modul untuk
mengembangkan aplikasi di atas salesforce menggunakan bahasa Apex.
§
Contoh lain adalah Facebook yang memungkiinkan kita
mengembangkan aplikasi di facebook seperti aplikasi game yang dilakukan oleh
Zynga. Zynga sendiri dapat meraup untung lebih dari US $100 juta.
§ Infrastructure as a Services
(IaaS)
IaaS
terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS. Ini adalah sebuah layanan yang
"menyewakan" sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi
media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan
dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi
yang dimilikinya. Model bisnisnya mirip dengan penyedia data center yang
menyewakan ruangan untuk co-location, tapi ini lebih ke level mikronya. Penyewa
tidak perlu tahu, dengan mesin apa dan bagaimana caranya penyedia layanan.
Perbedaan mendasar dengan layanan data center saat ini adalah IaaS memungkinkan
pelanggan melakukan penambahan/pengurangan kapasitas secara fleksibel dan
otomatis. Salah satu pionir dalam penyediaan IaaS ini adalah Amazon.com yang
meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Computing Cloud
). Layanan Amazon EC2 ini menyediakan berbagai pilihan persewaan mulai CPU,
media penyimpanan, dilengkapi dengan sistem operasi dan juga platform
pengembangan aplikasi yang bisa disewa dengan perhitungan jam-jaman.
Gambar:
Model Layanan Cloud computing
2.4 Penyedia Layanan Cloud Computing
Beberapa
contoh aplikasi yang menawarkan teknologi cloud
computing antara lain :
·
Amazon
Web Services (AWS), dimana userakan
membeli aplikasi yang bernama Amazon Machine Image (AMI) baik
berbasiskan Linux atauWindows.
·
Microsoft Azure. Dengan Microsoft Azure,
perusahaanmemiliki segala sesuatu pada sistem operasi dan tidak bisa mengubah
apapun dalam sistem operasi, termasuk registri. Setiap program yang
diinstalpada sistem hanya dapat diinstal sebagai XCopy saja.
·
Google
Apps merupakan produk andalan yangdapat mendukung email bisnis, office reader, berbagi informasi. Googlejuga menawarkan Google AppEngine sebagai salah satu
layanan yangmendukung Cloud
computing.
2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Cloud Ccomputing
Sebagai suatu sistem jaringan dengan teknologi komputasi yang terkinipun
cloud computing memiliki aspek
keuntungan dan kelemahannya masing-masing. Di dalam tulisan Nugrahanto(2013),
Kelebihan dari cloud computing diantarannya:
·
Kemudahan
Akses
Kemudahan dalam mengakses data atau aplikasi merupakan kelebihan utama
dari cloud computing. Untuk mengakses
aplikasi yang kita perlukan saat bekerja, kita tidak perlu berada pada suatu
computer yg sama karena aplikasi atau data yang kita butuhkan dapat diakses
dimanapun melalui server.
·
Efisiensi
biaya
Penggunaan cloud
computing akan mengurangi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk operasional
komputer terutama untuk hardware .Dengan menggunakan cloud computing, perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
seperti maintenance, biaya listrik (penggunaan listrik semakin berkurang), dan
lain-lain.
·
Meningkatkan
ROI dan Cash Flow
Hal lain yang dapat dipertimbangkan adalah bahwa dengan cloud, perusahaan hanya perlu membayar sewa sesuai
pemakaian. Bagi perusahaan, model
seperti ini cukup menguntungkan karena akan memperbesar ROI (return on
Investment) dan melancarkan cash-flow.
·
Fleksibilitas
dalam menambah kapasitas
Dengan cloud kita tidak perlu
melakukan proses pengadaan komputer yang memakan banyak waktu. Cukup dengan
melakukan self-provisioning dalam hitungan menit, kapasitas yang kita butuhkan
telah siap digunakan.
·
Kemudahan
monitoring dan manajemen server
Proses monitoring dan manajemen server akan jauh lebih
mudah karena semua terkoneksi dengan web portal pelanggan. Kita hanya tinggal
melihat dashboard saja untuk mengetahui status global server-server kita. Untuk
membuat, meng-upgrade, dan me-manage server serta menginstalasi software sangat mudah karena sudah disediakan perangkat otomatis untuk
melakukan hal tersebut.
·
Meningkatkan
ketersediaan data
Sistem cloud
padacloud provider biasanya dibuat
dengan desain high availability.
Artinya, sistem tersebut berada pada suatu pusat data yang menjamin
ketersediaan listriknya, pendingin ruangan, dan lain-lain yang menjamin
fasilitas pendukung bekerja maksimal selama 24 jam sehari. Selain itu dari sisi
perangkat, wajib hukumnya fully redundancy,
karena fitur ini adalah basic-features dari teknologi cloud .Hal ini membuat server kita menjadi lebih besar
availability-nya dibanding jika diletakkan di lokasi kita sendiri. Selain itu
storage system dari cloud umumnya
juga di-backup, sehingga memperbesar
peluang data kita tidak hilang jika terjadi crash
pada sistem storage.
·
Fokus
dalam meningkatkan bisnis dan pengembangan usaha
Menurut survei, 80% dari waktu pekerjaan perusahaan IT
digunakan untuk kegiatan operasi dan maintenance.
Sisanya, 20% dari total waktu yang ada digunakan untuk kegiatan pengembangan
IT.
Keadaan tersebut tentunya sangat tidak efektif untuk
pengembangan perusahaan karena harus disibukkan dengan maintenance system. Berbeda halnya jika menggunakan cloud computing, proses maintenance tidak terlalu banyak
dilakukan karena sebagian besar
sumber daya berada di cloud . Selain
itu dengan menggunakan cloud ,
perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis yang dijalankannya, bukan pada
pengelolaan dan maintenance IT.dari
berbagai sumber.
Merujuk
kepada (Robbins, 2009), resiko yang harus dihadapi user dalam penggunaan cloud
computing ini antara lain:
1.
service level, artinya kemungkinan service performance yang kurang konsisten
dari provider .Inkonsistensi cloud provider ini meliputi, data protection dan data recovery,
2.
privacy, yang berarti adanya
resiko data user akan diakses oleh
orang lain karena hosting dilakukan secara bersama-sama,
3.
compliance, yang mengacu pada
resiko adanya penyimpangan level
compliance dari provider terhadap
regulasi yang diterapkan oleh user,
4.
data ownership mengacu pada resiko
kehilangan kepemilikan data begitu
data disimpan dalam cloud ,
5.
data mobility, yang mengacu pada
kemungkinan share data antar cloud service dan cara memperoleh
kembali data jika suatu saat usermelakukan proses terminasi terhadap
layanan cloud computing.
2.6 Konsep Penerapan Perpustakaan Berbasis Cloud Computing
Perpustakaan sebagai sumber informasi memang seharusnya memberikan
kemudahan dalam akses informasi itu bagi pengguna yang membutuhkannya.Cloud computing memberikan banyak
pilihan untuk diterapkan di perpustakaan. Banyak provider penyedia layanan cloud computing
yang sesuai untuk diterapkan di perpustakaan. Dalam tulisannya, Bansode mnyebutkan provider penyedia layanan cloud computing terintegrasi dengan software perpustakaan, perpustakaan
digital mesin pencarian dll. Beberapa
diantaranya yaitu:
-
OCLC’s
Webscale
Merupakan vendor
pertama yang dijadikan contoh dalam menerapkan Cloud computing di perpustakaan.
Aplikasi yang ditawarkan meliputi sirkulasi, print dan pengadaan koleksi
elektronik, cataloging serta lisensi terhadap koleksi di perpustakaan.
OCLC’s
Webscale menjanjikan layanan yang akan memperhatikan privasi, keamanan,
skalabilitas dan teknis dukungan.
-
Ex-Libris
Cloud
Merupakan
pendiri software perpustakaan pertama di Amerika. Pada awalnya, perusahaan ini
hanya menyediakan layanan sekitar produk perpustakaan dan hosting yang tidak
berbasis pada Cloud computing, tetapi
pada generasi perusahaan berikutnya, cloud
computing dikembangkan dan merubah system layanan manajemen sumber daya
tradisional tersebut menjadi berbasis online. Ex-Libris ini juga menjanjikan
layanan untuk mematuhi keamanan data, update, dan standar dalam melindungi
kepentingan pelanggan.
-
Duraspace’s
Duracloud
Merupakan
perusahaan yang menyediakan solusi open source repositori yang memungkin untuk
berbagi literature ilmiah. Selain itu, juga menyediakan dukungan pelestarian
digital yang tentunya menghemat dana di perpustakaan tersebut.
Duracloud membantu perpustakaan untuk
memindahkan konten ke Cloud (internet)
dan menyimpannya dengan penyedia layanan yang berbeda untuk menghilangkan risiko kehilangan data. Layanan
ditawarkan termasuk backup online, pelestarian dan arsip, akses media, berbagi
online.
-
OSS
LABS
Berasal dari India yang
menggunakan Amazon Elastic Computing
dalam mendukung platformnya karena
kemampuan Amazon seperti
daya
tahan tinggi dari data, keamanan informasi berdasarkan standar ISO,
skalabilitas, dan fleksibilitas. Hal ini memungkinkan penghematan biaya untuk
perpustakaan dan juga membantu perpustakaan untuk bebas dari kekhawatiran
tentang pembaruan perangkat lunak dan pemeliharaannya.
Selain
itu, dalam menerapkan aspek cloud
computing sebagai jelmaan dari Teknologi Informasi diterapkan melalui
berbagai aplikasi dalam bentuk layanan di perpustakaan. Dalam tulisan yang
dibuat Bansode, aplikasi cloud computing dilakukan
dalam sejumlah area layanan di perpustakaan
yaitu meliputi:
-
Automation
-
Digital
Library Service
-
Office
Application
-
Storage
-
Search
Services
-
Web
Hosting
Dengan penerapan aplikasi tersebut di perpustakaan, maka
akan menimbulkan beserta kekurangannya. Adapun kelebihan meliputi efisiensi
biaya, penginstallan dan pemeliharaan yang mudah, penyimpanan yang bisa
ditambah, software yang otomatis, fleksibilitas, akses mobilitas dimana dan
kapan saja, dan berbagi sumberdaya bersama. Sedangkan kekurangannya meliputi,
keamanan data dan privasi, koneksi internet dan bandwidth, tergantung pada
penyedia provider, terbatasnya layanan untuk pelanggan sesuai kebijakan yang
dibuat provider, harga yang tinggi untuk layanan aplikasi yang terbaik,
pengetahuan yang terintegritas server cloud
computing.
Bansode
juga menyatakan, terlepas dari kerugian atau kelemahanannya, teknologi membawa
keuntungan atau kelebihan yaitu membantu organisasi seperti perpustakaan dalam
mengelola layanan mereka, yang mana meringankan staff perpustakaan mengelola
server.
Dalam menerapkan cloud
computing di Perpustakaan, diperlukan sebuah konsep yang harus menjadi
‘masukan’ dalam menerapkannya. Seperti yang diterangkan Syaikhu bahwa konsep
penerapan cloud computing di Perpustakaan Pertanian (PUSTAKA) dapat membantu melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan
penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan da teknologi pertanian. Dalam
penerapaannya, Syaikhu mengatakan harus memperhatikan tiga hal yaitu
infrastructure, keamanan data dan sumber daya manusia.
§
Infrastruktur berhubungan dengan jaringan, dimana sebuah
perpustakaan yang ingin menerapkan cloud
computing maka harus mempunyai koneksi internet yang bagus. Pada software
as a service (SaaS), perpustakaan menyediakan aplikasi pengadaan, pengolahan,
dan layanan lainnya yang membantu petugas di perpustakaan dalam melakukan
updating data, dan bagi pengguna juga dapat memudahkan mencari informasi yang
dapat diakses dari web browser. Pada Platform as a Servive (PaaS), perpustakaan
tidak mengelola atau mengendalikan jaringan, server, system operasi atau
penyimpanan tetapi memiliki control atas aplikasi yang disebarkan dan
memungkinkan alikasi melakukan hosting konfigurasi.
§
Keamanan data dimana perpustakaan harus dapat menjamin
keamanan data dan informasi di dalam servernya. Dengan mengadopsi konsep
keamanan layanan komputasi fujitsu, memungkinkan keamanan data perpustakaan
terlindungi karena dilakukan dengan menbangun pemisahan secara logis dari
jaringan, operating system dan lapisan data melalui teknologi virtualisasi yang
canggih.
§
Sumber daya manusia yang miliki keterampilan dan keahlian
dalam bidang TI.
Maka
berdasarkan hal diatas, konsep penerapan cloud
computing di perpustakaan meliputi proses kegiatan:
-
Mengetahui permasalahan yang menjadi dasar alasan
menerapkan cloud computing. Dasar
permasalahan yang biasanya terjadi dapat dilihat
berdasarkan kebutuhan dari perpustakaan dalam mengolah informasi tersebut dan
dari sisi pengguna yang selalu menuntut kemutakhiran informasi dan kemudahan
akses.
-
Merencanakan infrastuktur dan memilih provider penyedia
layanan yang sesuai dengan aspek kebutuhan di perpustakaan.
-
Menjalankannya
sesuai kebutuhan dan melakukan evaluasi rutin.
Meskipun
kemudahan yang ditawarkan cloud computing,
tetap saja terdapat kendala dalam menerapkannya di perpustakaan, yaitu:
-
Bandwidht
dan jaringan internet
Akses
kecepatan internet yang memadai merupakan kunci utama keberhasilan penerapan cloud computing tersebut. Tanpa adanya
akses internet, perpustakaan tidak dapat diakses oleh pengguna secara
online.Jadi, pengguna tetap harus bergantung pada koneksi internet untuk dapat
mengakses informasi dan layanan di perpustakaan ini.
-
Keamanan
data dan Privasi
Meskipun
beberapa provider penyedia layanan sudah menetapkan standar-satndar dalam
melindungi data dan kebijkan privasi, tetapi tetap saja perpustakaan merasa
khawatir dalam meletakkan data mereka pada cloud
computing khususnya yang berkaitan dengan data pengguna. Untuk itu, banyak
perpustakaan yang masih berpikir panjang untuk menerapkannya di perpustakaan.
Terlepas dari kendala diatas, cloud computing perlu diterapkan di perpustakaan agar proses
knowledge management ini dapat berlangsung di dalam keseharian kegiatan di
perpustakaan tersebut. Sehingga perpustakaan sebagai tempat sumber informasi
bisa menghasilkan peradaban masyarakat yang berpengetahuan.
III.
KESIMPULAN
Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi diharapkan
dapat melahirkan masyarakat informasi. Informasi yang terus diolah akan
menciptakan pegetahuan. Teknologi informasi yang diterapkan di perpustakaan
terus mengalami perkembangan untuk memberikan kemudahan bagi perpustakaan
tersebut.
Cloud computing merupakan tren teknologi yang memberikan
kemudahan organisasi khususnya perpustakaan untuk menjalankan kegiatan seperti
layanan pengguna, pengolahan bahkan penyimpanan data. Disamping itu cloud
computing juga memberikan kemudahan dalam berbagi informasi karena informasi
bisa diakses dimana saja, tanpa terhambat oleh satu perangkat utama. Akses bisa
dilakukan pada berbagai perangkat yamg memungkinkan adanya akses intenet
dimanasaja dan kapan saja.
Cloud
computing sangat cocok digunakan di perpustakaan karena system kerjanya seperti menyewa, dimana
perpustakaan akan membayar ke provider sebanyak aplikasi yang digunakan saja
atau dengan istilah pay per use, tetapi dengan Tren teknologi yang terus
berkembang, perpustakaan tidaklah serta merta untuk mengikuti tren tersebut. Meskipun
Cloud computing dianggap memberi kemudahan dan kelancaran dalam kegiatan
di perpustakaan, tetap saja tantangan
serta kendalapun tidak bisa dilupakan begitu saja. Privasi dan keamanan data
menjadi isu utama dalam menerapkan cloud
computing tersebut.
Untuk itu, perpustakaan perlu melakukan pertimbangan dalam
memilih dan memilah keputusan yaitu dengan mengetahui kebijakan-kebijakan yang
dimiliki setiap vendor cloud computing
ini. Berbagai pertimbangan harus dilakukan perpustakaan dalam menentukan konsep
cloud computing yang sesuai dengan
visi dan misi perpustakaan itu sendiri. Dengan
melakukan hal tersebut, perpustakaan tetap dapat berbagi pengetahuan (knowledge sharing) kepada pengguna yang
membutuhkannya.
Daftar Pustaka
Bouma, Sjoerd. 2011. Smarter
Knowledge Sharing. (pdf).
http://futureideas.eu/wp-content/uploads/2013/01/SjoerdBouma_Smarter-Knowledge-Sharing-T.pdf. Diakses pada 24 Maret 2018
Budiyanto,
Alex. 2012. Pengantar Cloud computing.
(http://smuet.lecture.ub.ac.id/files/2012/06/E-Book-Pengantar-Cloud ComputingR1.pdf).Diakses pada 28 Maret 2018
Mulyani.
2011. ManajemenResiko dalam Penerapan Cloud computing.
(http://tif.bakrie.ac.id/pub/proc/eii2011/LCC/LCC-19.pdf). Diakses pada 24
Maret 2018
Prabowo,
Bramandityo. 2011. Pengenalan Cloud computing. (pdf). Diakses tanggal 24 Maret
2018
Saputri, Devy
Listisari. Knowledge Management
Bagi Sistem Informasi Perpustakaan Universitas Gadjah
Mada.(http://ramosknowledge.files.wordpress.com/2010/01/knowledge-management-bagi-sistem-informasi-perpustakaan-universitas-gadjah-mada.doc).
Diakses pada 24 Maret 2018
Nugrahanto, Bagus Hutomo. 2013.
Cloud computing dan peranannya.
(http://www.slideshare.net/pu3w0elan/savedfiles?s_title=makalah-cloud–computing-dasar&user_login=hutomon).
Diakses 24 Maret 2018
Rifai,
Ahmad. 2011. Keamananan Keamanan Virtualisasi dalam Cloud computing.
(http://www.slideshare.net/rifaiza/keamanan-virtualisasi-dalam-cloud
-computing-8411941). Diakses 24 Maret 2018


Tidak ada komentar:
Posting Komentar